Hari Lingkungan Hidup 2020, Sarat Makna Meski Tanpa Perayaan

  • Tanggal 5 Juni dirayakan sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day (WED), setiap tahunnya. Untuk tahun 2020, Kolombia dipilih Program Lingkungan PBB (UNEP) menjadi tuan rumah Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2020.
  • Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengatakan, timbulnya bencana pandemi COVID-19 ini, menunjukkan bahwa apabila manusia merusak keragamanhayati, juga merusak sistem pendukung kehidupan manusia. Pandemi COVID-19 ini juga memberikan pelajaran berharga bagi kita semua untuk menjaga keseimbangan alam.

Berdasarkan sejarah, hari istimewa ini pertama kali dicanangkan pada konferensi Stockhlom oleh Jepang dan Senegal. Konferensi tersebut dilaksanakan di Swedia pada tanggal 5 hingga 16 Juni 1972. Pada akhirnya dalam keputusan terakhir pada konferensi tersebut menetapkan tanggal 5 Juni sebagai World Environmental Day. Ketika konferensi Stockhlom, saat itu delegasi Indonesia dipimpin oleh Emil Salim yang merupakan Menteri Penerbitan Aparatur Negara. Peringatan ini didasarkan dengan keadaan lingkungan hidup manusia yang pada waktu itu cukup memprihatinkan dan dalam keadaan dilanda bencana, seperti halnya kondisi pada tahun ini.

Peringatan hari istimewa pada tahun ini bertemakan “Biodiversity” atau keanekaragaman hayati, dengan tagline “Time For Nature”. Terpilihnya Kolombia menjadi tuan rumah disebabkan karena Kolombia menjadi salah satu negara megadiverse dunia yang menampung hampir 10% keanekaragaman hayati yang terdapat pada planet bumi dalam kemitraannya dengan Jerman.

Indonesia merupakan salah satu Negara  yang memiliki hutan tropis dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, sehingga menyandang predikat mega-biodiversity country. Oleh karenanya, Indonesia berperan strategis dalam menjaga stabilitas ekosistem global. Terbukti dunia menaruh atensi yang begitu tinggi terhadap keanekaragaman flora dan fauna Indonesia.

Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2020, Menteri LHK Siti Nurbaya berpesan; “Izinkan saya menyerukan kolaborasi nasional dan global yang perlu ditingkatkan untuk keanekaragaman hayati, dan pemanfaatannya secara berkelanjutan sebagai komponen penting lingkungan hidup, dan dengan terus menjalankan upaya-upaya mengisi jalan menuju keseimbangan baru manusia dan alam (homeostatis). Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang peduli dan mendedikasikan diri dalam pelestarian keanekaragaman hayati dan lingkungan secara keseluruhan. Mari kita terus menjaga keseimbangan manusia dan alam. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan melindungi langkah-langkah kita untuk kebaikan bangsa Indonesia yang kita cintai.”

Emil Salim, Menteri Lingkungan Hidup pertama Indonesia mengatakan. pembangunan ramah lingkungan harus jadi prioritas pemerintah Indonesia. Swasembada pangan dan energi berkelanjutan harus jadi prioritas pembangunan di tengah krisis global, dengan cara mengembangkan diversifikasi bahan pangan, selain itu harus ada pengembangan fuel energy (energi berbahan dasar fosil) menjadi renewable energy (energi baru terbarukan). Momentum ini seharusnya jadi saat tepat untuk bangkit bersama memulihkan ekologi dengan perubahan orientasi kebijakan pembangunan Indonesia dengan mendorong tata kelola perubahan di level global, nasional maupun lokal.

Keanekaragaman hayati merupakan pondasi pendukung semua kehidupan di daratan, lautan dan udara, mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari kesehatan, menyediakan udara dan air yang bersih, makanan, obat-obatan dan mitigasi/ perubahan iklim. Merubah atau menghilangkan salah satu komponen dari jaringan keanekaragaman hayati akan menyebabkan seluruh sistem berubah dan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia. Timbulnya bencana pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa jika kita merusak keanekaragaman hayati, maka kita juga merusak sistem pendukung kehidupan manusia.

Pada tahun-tahun sebelumnya, peringatan World Environment Day dilaksanakan dengan menanam bibit tumbuhan atau dengan cara lain yang berisikan pesan pelestarian lingkungan. Tahun ini peringatan tersebut berpusat di Kolombia pada masa dunia terkena pandemi Covid-19, sehingga kegiatan tidak dirayakan beramai-ramai. Pada masa pandemi Covid-19, dapat memberikan pelajaran bagi kita semua untuk selalu menjaga keseimbangan alam, karena hampir sebagian besar negara mengalami lockdown. Dengan adanya masa lockdown, maka mobilitas manusia yang turun hingga 90%, transportasi udara turun hingga 96%, serta kegiatan industri tutup secara global. Hal ini berpengaruh terhadap perbaikan kualitas udara. Konsentrasi NO2 global saat ini turun hingga 30%. Selain itu, stasiun pantauan kualitas udara Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat adanya penurunan konsentrasi PM2,5 yang cukup signifikan pada berbagai kota. Dengan adanya pandemi Corona ini, secara tidak langsung air juga mengalami perbaikan secara global. Namun jangan hanya karena pandemi ini saja perbaikan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati dapat meningkat, namun harus dapat diupayakan lebih lanjut dengan langkah nyata.

Planet bumi hanya satu, mari kita bertindak konkret dan realistis dalam menyelamatkannya, Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2020.

@dmin web DLH 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *